Mengenal Kadire, Alat Musik Tiup Tradisional Suku Dayak
Sebagai kota yang terkenal akan panorama alam dan pertambangan batu baranya, Kalimantan juga memiliki beragam kesenian musik tradisional yang unik dan berbeda. Beberapa seni musik di Kalimantan hingga saat ini masih terjaga kelestariannya, salah satunya yaitu kadire. Untuk mengenal lebih lanjut tentang apa itu seni musik Kadire, simak artikel dibawah ini.
Cara Membuat Kesenian Kadire
Kadire atau biasa disebut juga dengan Kadire adalah alat musik tiup yang mana terbuat dari bilah bambu. Cara untuk memainkan alat musik ini yaitu dengan cara ditiup dan dihisap. Dalam pembuatannya, Kadire atau Keledik terbuat dari labu dan bilah bambu, yang banyak ada di daerah Kapuas Hulu. Bambu kemudian dikeluarkan isinya, dan direndam selama satu bulan lalu dikeringkan.
Bambu kemudian disatukan menggunakan perekat dari sarang kelulut yakni sejenis lebah hutan yang berukuran kecil. Kadire yang dimainkan akan menghasilkan nada pentatonik. Umumnya, alat musik Kadire dimainkan sebagai pengiring nyanyian tradisional, teater, tarian, yang biasa digunakan saat upacara adat di suku Dayak Kalimantan.
Kadire sebagai Kesenian Tradisional Suku Dayak
Dalam memainkan alat musik tradisional Kadire ini, sebenarnya tidak hanya ditiup saja, akan tetapi harus dengan dihisap. Kesenian Kadire oleh banyak masyarakat Uut Danum sering disebut sebagai Korondek. Pada dasarnya, sumber bunyi kadire tidak diperoleh dengan meniup buah labu yang dikeringkan, akan tetapi dari tempurung kelapa, yang berfungsi sebagai pengatur nada.
Itu tadi ulasan singkat mengenai kesenian Kadire yang menjadi salah satu alat musik khas Kalimantan. Selain Kadire, juga masih ada banyak sekali alat musik tradisional yang terdapat di Kalimantan. Beberapa alat musik tersebut ada yang hingga saat ini masih terjaga keberadaanya, yang mana sering digunakan sebagai pengiring acara adat dayak hingga pernikahan.